Selasa, 15 Maret 2011

Evaluasi UEP Kab Sukabumi desember 2010




BAB I. PENDAHULUAN


1.
Latar  Belakang
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses perbaikan yang ditujukan untuk memberikan kemampuan kepada siapapun untuk mampu melakukan sesuatu yang bermanfaat. Salah satu upaya untuk mempercepat proses perbaikan dalam pemberdayaan masyarakat adalah pendampingan. Pendampingan sebagai suatu konsep berkembang dengan adanya kesadaran baru bahwa masyarakat bukanlah pihak yang tidak tahu dan tidak mau maju sebaliknya saat ini mulai dikenali bahwa masyarakat adalah pihak yang mau, memiliki pengetahuan lokal, mempunyai potensi besar serta kearifan tradisional.

Pendampingan pada dasarnya merupakan upaya untuk menyertakan masyarakat dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki sehingga mampu mencapai kualitas kehidupan yang lebih baik. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memfasilitasi berbagai kegiatan yang terkait dengan kebutuhan masyarakat, membangun kemampuan dalam meningkatkan pendapatan, melaksanakan usaha yang berskala bisnis serta mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang partisipatif sehingga ketahanan pangan ditingkat masyarakat segera tercapai.
Dalam Pelaksanaan Program pendampingan ini diperlukan ketersediaan sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu berperan sebagai fasilitator, komunikator dan dinamisator selama program berlangsung dan berfungsi sebagai konsultan sewaktu diperlukan oleh kelompok. Perubahan perilaku masyarakat untuk mandiri dan kreatif dalam mengembangkan usaha ekonomi produktif merupakan fokus program pendampingan. Tenaga pendamping dapat berasal dari tenaga pendamping lokal di wilayah setempat (tokoh masyarakat, penyuluh pertanian) maupun tenaga pendamping yang berasal dari luar (LSM, Perguruan Tinggi) sepanjang memenuhi kriteria pendamping.

2. Tujuan Pendampingan
  • Memperkuat kelembagaan petani sehingga organisasi petani dapat menjadi salah satu lembaga penggerak ekonomi pedesaan.
  • Mengembangankan dan menumbuhkan usaha pertanian atau non pertanian  sebagai sumber pendapatan yang handal
  • Memperkuat sistem ketahanan pangan pada tingkat rumahtangga dan komunitas
  • Membangun mekanisme pengambilan keputusan secara partisipatif dalam semua aspek pengelolaan sumberdaya kelompok, khususnya penerima bantuan Usaha Ekonomi Produktif ( UEP ).
  • Meningkatkan peran serta aparat, tokoh masyarakat dan kader-kader pertanian dalam memperkuat sistem ketahanan pangan
     
3.  Sasaran Pendampingan
·         Tumbuhnya wirausahawan pertanian atau non pertanian sehingga kegiatan usaha  menjadi kompetitif dengan usaha bidang lain.
·         Organisasi Usaha Ekonomi Produktif memiliki sistem administrasi yang baik sehingga organisasi ini memiliki akuntabilitas yang tinggi, baik di hadapan para anggotanya maupun organisasi-organisasi luar yang dapat mendukung pengembangan usaha ekonomi produktif.
·         Munculnya diversifikasi usaha pertanian.
·         Terwujudnya proses pemberdayaan yang sinergis antara kebutuhan program dari luar dengan kebutuhan warga, dan terwujudnya jaringan wirausahawan (individu dan organisasi) antar komunitas.
·         Meningkatkan pendapatan masyarakat rawan pangan.


   4.
Lokasi pendampingan

Lokasi pendampingan di kabupaten sukabumi berada di 10 kecamatan , 40 desa dan 40 kelompok , 1 kelompok desa ciptagelar kecamatan cisolok tidak bisa didampingi karena kekurangan tenaga pendamping serta lokasinya jauh




BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

1.      Kegiatan Pendampingan
Kegiatan Penguatan Kelompok yang telah dilakukan antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Membimbing kelompok agar mampu membuat AD/ART.  Sampai akhir Desember 2010 ,   70 % kelompok telah membuat AD/ART melalui mekanisme musyawarah mufakat yang kemudian ditetapkan sebagai norma tertulis yang harus dupatuhi bersama.
2.      Pembinaan dalam aspek manajemen organisasi secara partisifatif melalui pemahaman tugas dan tanggung jawab  pengurus dan anggota. Pembinaan dalam aspek manajemen organisasi ini telah menampakkan peningkatan pemahaman  tugas dan tanggung jawab pengurus dan anggota sebesar 80 %.
3.      Pembinaan juga dilakukan dalam meningkatkan penggunaan mekanisme  musyawarah untuk membahas masalah yang dihadapi dan dalam pengambilan keputusan bersama. Sebagian kelompok telah menyepakati adanya aturan dan sanksi dalam pengelolaan kegiatan. Aturan yang disepakati  telah nampak diterapkan dan dipatuhi oleh sebagian besar kelompok, sehingga penerapan sanksi    belum  perlu diterapkan.          
4.      Pendampingan dalam hal      pemanfaatan dana atau modal yang dikelola secara tepat dan transparan     telah menampakan hasil  dalam hal pembuatan laporan keuangan bulanan yang dapat diakses oleh pengurus maupun anggota yang ingin mengetahuinya.
5.      Frekwensi kehadiran  pendamping ke kelompok ,BP3K, dan BKP dapat dilihat pada lampiran 1

Rapat Bulanan ke Kabupaten
Pertemuan dengan kepala bagian ketahanan pangan kabupaten dilakukan satu bulan sekali untuk membahas tentang permasalahan permasalahan dilapangan



2.    Evaluasi perkembangan Usaha Ekonomi Produktif ( UEP )

Bantuan Usaha Ekonomi Produktif sangat bermanfaat bagi kelompok baik yang untuk usaha kios sarana produksi maupun yang untuk usaha dibidang peternakan, usaha di bidang sarana produksi pertanian ada 24 kelompok namun demikian keuntungan yang diperoleh relative kecil hanya sekitar 10% pada tahun pertama ,namun demikian kios sarana produksi sangat membantu para petani karena pada saat musim tanam kebanyakan petani tidak mempunyai modal untuk membeli pupuk / obat obatan, bibit dll dengan adanya modal UEP petani / anggota kelompok dapat pinjam dulu nanti dikembalikan dengan cara diangsur atau saat panen sehingga pemupukan bisa tepat waktu dan penghasilan petani jadi meningkat,total keuntungan usaha dari 24 kelompok sampai desember 2010 sebesar Rp 94.201.414 .sehingga dari modal awal Rp 960.000.000 sekarang jadi Rp 1.054.201.414
           Sedangkan yang diusahakan untuk ternak kambing ada 10 kelompok dari modal awal Rp 400.000.000 dapat 560 ekor kambing sampai akhir desember 2010 keuntungan dari penggemukan sebesar Rp 16.250.000 + 40 ekor kambing, sedangkan yang dibudidayakan total anak sebanyak 77 ekor total keuntungan sebesar Rp 16.250.000 + 117 ekor kambing, modal usaha kelompok dari modal awal sebesar 560 ekor kambing sampai akhir desember 2010 menjadi Rp 136.250.000 + 488 ekor kambing. Sedangkan yang untuk usaha penggemukan sapi mengalami kerugian sekitar sepuluh jutaan karena ada 2 ekor sapi yang mati karena sakit, ,hal ini disebabkan karena pembelian bibit sapinya masih baru lepas susu sehingga dalam adaptasi untuk makan rumput menyebabkan pertumbuhan sapi jadi lambat dan sapinya sering sakit selain itu kelompok kurang menguasai tentang usaha penggemukan sapi.rencana kedepan sapi akan dijual untuk alih usaha dibidang penjualan mulsa ,polibag dll karena di lokasi kelompok banyak petani sayur yang membutuhkan mulsa,
           Untuk usaha budidaya ikan nila,koi dan baster ada satu kelompok sampai akhir desember 2010 telah mendapatkan keuntungan sebesar Rp 19.001.000 dari modal awal Rp 40.000.000 sekarang sudah menjadi Rp 59.001.000
           Usaha dibidang makanan ringan ada 4 kelompok namun demikian ada satu kelompok yang nggak bisa didampingi yaitu kelompok masyarakat adat ciptagelar Ds Sirnaresmi kecamatan Cisolok, kerena kekurangan tenaga pendamping serta lokasinya jauh ,sedangkan yang tiga kelompok usahanya meliputi Pembuatan kue kering / ranginang asin dan manis,Pembuatan kue basah dan olahan, kere nila  Warung, simpan pinjam dll sampai akhir desember sudah mendapatkan keuntungan sebesar               Rp 56.010.950 , dari modal awal sebesar Rp 120.000.000 sekarang sudah menjadi              Rp 176.010.950 penambahan anggota dari awal 80 orang menjadi 138 orang






3.      Perkembangan Administrasi Kelompok
Buku –buku administrasi kelompok sudah lengkap namun demikian untuk pengisian harus terus dimonitor , administrasi dimasing – masing kelompok dapat dilihat pada lampiran 2


BAB  III
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

1)
Perkembangan kegiatan kelompok yang terekam dalam bentuk laporan yang dibuat oleh kelompok- kelompok tani telah menunjukan adanya dampak dari kegiatan pendampingan dan pembinaan terhadap kelompok – kelompok usaha ekonomi produktif. Pada tataran awal ini kelompok masih tergantung pada pembinaan sehingga pencapaian  kearah kelompok yang  mandiri, dinamis dan berdaya saing masih jauh dari harapan.

2)
Adanya penambahan keuntungan dalam kegiatan usaha walaupun jumlahnya kecil, menunjukkan adanya peningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani
SARAN



1)
Kebergantungan kelompok merupakan proses yang masih perlu mendapat perhatian,  sehingga pencapaian  kearah kelompok yang  mandiri, dinamis dan berdaya saing tahap –demi tahap akan dapat di realisasikan.

2)
Kecilnya penambahan keuntungan dalam kegiatan usaha memerlukan upaya-upaya yang lebih inovatif, tepat guna dan bersifat spesifik lokalita guna meningkatan produktivitas, pendapatan dan kesejahteraan petani melalui pemberdayaan keluarga petani dan organisasi petani




BAB IV
PENUTUP
Dengan tersusunnya laporan Evaluasi perkembangan UEP di kabupaten sukabumi ini mudah-mudahan dapat membantu semua pihak yang terlibat langsung atau tidak langsung dalam kegiatan ini, semoga hasil evaluasi ini dapat sebagai acuan peningkatan keberhasilan kelompok penerima bantuan usaha ekonomi produktif ( UEP ) baik di Kabupaten Sukabumi maupun di tempat – tempat lain.
Dalam upaya pencapaian ketahanan pangan di pedesaan / keluarga tani, kehadiran pendamping di kelompok penerima bantuan UEP  dipandang sangat strategis untuk pengembangan usaha ditingkat kelompok tani , dengan laporan ini  diharapkan mampu menjembatani kebutuhan data yang valid sebagai dasar membuat kebijakan kedepan.
Apabila ada hal-hal yang belum termuat dalam laporan ini diharapkan masukannya demi kemajuan kelompok penerima bantuan UEP dan tercapainya ketahanan pangan di masyarakat